Mantap Menuju Masa Depan
MANTAP
MENUJU MASA DEPAN
Pemilik Masa Depan
Siapa pemilik masa depan? Tiada lain
adalah mereka yang sadar bahwa masa depan itu ada dan perlu dipersiapkan dengan
usaha nyata untuk mewujudkannya. Kaum muda adalah pemilik masa depan. Masa
depan yang dimaksud disini adalah:
1. Cara/gaya
hidup di masa mendatang.
2. Pekerjaan
atau karir yang dijalani.
3. Tingkatan
kebahagiaan hidup.
Sikap Dasar Menuju Masa
Depan
Sebenarnya siapa saja berhak
memiliki masa depan. Asalkan mau dan tahu cara untuk menuju kesana, siapa saja
berhak meraihnya. Upaya dan usaha perlu dilakukan dari sekarang, tentukanlah
cita-cita sesuai dengan sikap dasar untuk mencapai masa depan. Sikap dasar yang
dimaksud adalah:
1. Kreatif,
dalam arti:
a. Sesuaikan
dengan warna diri (keunikan pribadi), carilah sendiri, dan jangan berprinsip
ikut-ikutan. Contoh: Lidia menyukai musik karena itu ia mengikuti sekolah
musik.
b. Menjadi
orang yang memiliki profesi seperti warna dirinya sehingga bukan menjadi
duplikat atau fotokopi orang lain.
2. Berani,
dalam arti:
a. Memiliki
keyakinan menatap masa depan.
b. Melangkah
menuju masa depan dengan langkah pasti.
c. Tidak
ragu-ragu atau takut menghadapi masa depan.
3. Berbelas
kasih, dalam arti:
a. Memiliki
rasa sayang pada diri dan orang lain.
b. Tidak
berbuat yang gegabah, konyol, dan yang akan merugikan diri sendiri dan orang
lain.
4. Setia
dengan pilihan, dalam arti:
a. Mantap
dan yakin dengan apa yang dipilih (tidak mudah berganti haluan).
b. Pilihannya
selalu dihidupkan, dikembangkan, dan dimantapkan.
5. Bisa
mengatur keserasian dan keseimbangan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari (bisa
mengatur waktu), dalam arti:
a. Take time to think; mengambil
waktu untuk berpikir dan menggunakan otak, sebab itu merupakan sumber kekuatan,
sebelum bertindak harus dipikirkan dulu dan tidak asal-asalan atau ikut-ikutan.
b. Take time to play; mengambil
waktu untuk bermain, sebab itu adalah rahasia kemudaan yang abadi, bukan
berarti bermain-main melulu.
c. Take time to read; ambillah
waktu untuk membaca, sebab bacaan adalah sumber kebijaksanaan, tentu saja
bacaan yang berbobot dan bermutu.
d. Take time to pray; ambillah
waktu untuk berdoa, sebab doa adalah kekuatan terbesar di atas muka bumi, siapa
yang dekat dengan Tuhan dan gemar berdoa akan menjalani hidup dengan penuh
ketenangan dan keyakinan. Karena ia yakin Tuhan akan selalu membimbingnya.
e. Take time to love and be love; ambillah
waktu untuk mencintai dan dicintai, sebab itu adalah suatu keistimewaan dari
Tuhan untuk saling memperhatikan.
f. Take time to laugh; ambillah
waktu untuk tertawa dan ceria, sebab itu adalah irama atau musik jiwa. Tertawa
yang tidak berlebihan dapat menyegarkan pikiran.
g. Take time to give; ambillah
waktu untuk memberi dan memperhatikan orang lain/sesuatu dengan sikap yang
baik. Dengan memberi, kita merasa menjadi orang yang berarti.
h. Take time to work; ambillah
waktu untuk bekerja/melakukan tugas utama, sebab itu adalah untuk kesuksesan
dan keberhasilan, “siapa tak bekerja hendaknya jangan makan”.
i.
Take
time to do charity; ambillah waktu untuk melakukan karya
amal, sebab itu adalah kunci ke surga. Orang yang paling baik adalah yang
paling banyak amalnya.
Kamu “Dipanggil”
Di depan matamu masa depan
membentang, mengundang, memanggil, menantang, dan penuh dengan peluang. Di
dalam negeri; air, tanah, udara, dengan segala sumber daya alam dengan segala
potensinya, kemajuan teknologi dengan segala peluangnya menanti uluran tangan
kamu untuk mengolah dengan bijak dan mewujudkan kesejahteraan bersama rakyat
negeri ini.
Ilmu yang telah kamu kuasai,
keterampilan yang telah kamu miliki, dan sikap dewasa yang telah menjadi bagian
hidupmu adalah modal utama di masa depan secara pribadi maupun dalam
kebersamaan dengan orang lain demi kemajuan bangsa Indonesia.
Ingatlah bahwa dalam merencanakan
masa depan harus memperhatikan hal-hal seperti berikut ini:
a. Keinginan
Besar, yaitu ambisi yang mendasari suatu keinginan atau cita-cita, atau sesuatu
yang sangat didambakan dan ingin mencapainya karena itu sesuatu yang amat
berarti dan berharga. Jika tidak memiliki cita-cita, mana mungkin punya
keinginan untuk mencapainya.
b. Realitas,
yaitu suatu kenyataan bahwa suatu cita-cita itu dipengaruhi oleh hal-hal yang
mendukung dan hal-hal yang bisa menghambat, baik yang berasal dari dalam diri
sendiri atau dari luar, seperti halnya unsur jasmani atau rohani, ekonomi,
kemampuan dasar, kesempatan, dan peluang. Misalnya ingin menjadi pilot, tapi
tinggi badan tidak mencukupi.
c. Usaha
nyata, yaitu upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai keinginan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Hendaknya masa depan yang kamu rencanakan dapat
kamu capai dengan usaha-usaha yang mampu kamu lakukan. Misalnya, kamu harus
meningkatkan aktivitas membaca dan menulis artikel untuk bisa menjadi wartawan.
Selagi masih ada kesempatan, peluang,
dan waktu maka gunakanlah semuanya ini dengan sebaik-baiknya untuk menuju masa
depan. Jangan sampai terlena dan terjerumus dengan hal-hal yang jelas-jelas
akan mengganggu dan merugikan. Walau jalan masih panjang dan berliku,
percayalah bahwa dengan memanfaatkan bakat dan minat, talenta yang dimiliki,
bercita-cita yang realistis, dan tetap berserah diri kepada Tuhan, masa depan
adalah milikmu, menujulah kesana dengan mantap dan penuh percaya diri.
Kunjungilah selalu jendelabimbingan.blogspot.com
semoga bermanfaat. Aamiin
Komentar
Posting Komentar